MINYAK GORENG BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR
Dimasa mendatang kemungkinan solar tidak perlu dibeli di pompa bensin lagi.
Martin Mittelbach,ahli kimia dari Universitas Karl Franzen,Austria,berhasil membuat bahan bakar mirip solar dari minyak goreng bekas.
Mengingat banyak penjual sosis goreng dan ibu rumah tangga yg membuang minyak goreng bekasnya ke got,maka hasil percobaan Mittelbach nampaknya memberi harapan.
Mittelbach membubuhi methanol dan kalium hidroksida pada minyak goreng bekas(lengkap dengan remah-remah sosis).
Campuran itu dipanasi dan diaduk kuat.Setelah berhenti diaduk,terbentuklah 2 lapisan.
Lapisan atas gliserol penuh kotoran,dan lapisan bawah asam lemak.
Gliserol kemudian dipisahkan dari asam lemak.Dari asam lemak,Mittelbach memisahkan kembali kaliumhidroksida yg hanya bertugas sebagai katalisator.Sisanya itulah yg dijadikan bahan bakar.
Nilai bakarnya 10% lebih rendah dibandingkan dengan solar,tetapi jumlah asap yg dihasilkan hanya separuhnya.
Menurut Mittelbach,efek positif itu disebabkan karena minyak goreng yg sudah dipakai jenuh akan zat asam.
Akibatnya,pembakaran dalam silinder akan lebih sempurna.
pertengahan tahun lalu(1989-pen),Mittelbach menghabiskan 200 l bahan bakar minyak goreng bekas untuk mobil Golf-Dieselnya sendiri.
Bahan bakar minyak goreng itu dipakai murni,atau dicampur dengan solar dari pompa bensin.
Mittelbach tidak merasakan perbedaannya.Hanya gas yg dikeluarkan memang berbau kentang dan sosis goreng.
(sumber;majalah intisari edisi;juli 1990)
Campuran itu dipanasi dan diaduk kuat.Setelah berhenti diaduk,terbentuklah 2 lapisan.
Lapisan atas gliserol penuh kotoran,dan lapisan bawah asam lemak.
Gliserol kemudian dipisahkan dari asam lemak.Dari asam lemak,Mittelbach memisahkan kembali kaliumhidroksida yg hanya bertugas sebagai katalisator.Sisanya itulah yg dijadikan bahan bakar.
Nilai bakarnya 10% lebih rendah dibandingkan dengan solar,tetapi jumlah asap yg dihasilkan hanya separuhnya.
Menurut Mittelbach,efek positif itu disebabkan karena minyak goreng yg sudah dipakai jenuh akan zat asam.
Akibatnya,pembakaran dalam silinder akan lebih sempurna.
pertengahan tahun lalu(1989-pen),Mittelbach menghabiskan 200 l bahan bakar minyak goreng bekas untuk mobil Golf-Dieselnya sendiri.
Bahan bakar minyak goreng itu dipakai murni,atau dicampur dengan solar dari pompa bensin.
Mittelbach tidak merasakan perbedaannya.Hanya gas yg dikeluarkan memang berbau kentang dan sosis goreng.
(sumber;majalah intisari edisi;juli 1990)
Artikel ini saya dapatkan pada tahun 1990,tetapi sampai kini,2011,saya belum mendengar adanya perkembangan dari penemuan tersebut,misalnya,muncul berita pendirian pabrik yg memproduksi mobil khusus menggunakan bahan bakar minyak goreng.
Padahal,kalau saja penemuan tersebut dikembangkan,tentu akan menghemat pengeluaran.
Misalnya dalam perjalanan jauh,tentu tidak repot mencari SPBU yang kadang kehabisan stok BBM.
Cukup isi ulang minyak goreng yang dibawa dari rumah,atau mampir ke warung makan.
Disana dapat minta atau beli minyak goreng bekasnya,yang pasti harganya lebih murah dari BBM,sambil mengisi perut.
Anda berminat untuk eksperimen?
Lampu tempel dari minyak goreng bekas
Yang pernah mengalami era sebelum ada listrik pasti tau bener lampu tempel/lampu teplok.
Zaman itu bahan bakar untuk lampu umumnya pakai minyak tanah.
Tetapi karena saat ini minyak tanah sudah langka,kita dapat memanfaatkan minyak goreng bekas sebagai bahan bakarnya.
Caranya sama seperti membuat lampu tempel,tetapi wadahnya bisa dikreasikan dari apa saja.
Misalnya bekas minuman soda,botol plastik air minum,atau botol kaca.
Untuk sumbunya kita bisa manfaatkan kertas tisu yang digulung memanjang.
Lampu tempel ini tentu tidak selalu diperuntukkan sebagai alat penerangan (kecuali saat listrik padam),namun ada saat-saat tertentu kita membutuhkan nyala api yang biasanya kita peroleh dari lilin.
Keuntungan lampu tempel menggunakan minyak goreng,apabila jatuh dan minyak goreng tumpah,api tidak menyambar minyak goreng (kecuali jatuh pada bahan mudah terbakar).
Berbeda dengan lampu berbahan minyak tanah,yang memang mudah terbakar.
Padahal,kalau saja penemuan tersebut dikembangkan,tentu akan menghemat pengeluaran.
Misalnya dalam perjalanan jauh,tentu tidak repot mencari SPBU yang kadang kehabisan stok BBM.
Cukup isi ulang minyak goreng yang dibawa dari rumah,atau mampir ke warung makan.
Disana dapat minta atau beli minyak goreng bekasnya,yang pasti harganya lebih murah dari BBM,sambil mengisi perut.
Anda berminat untuk eksperimen?
Lampu tempel dari minyak goreng bekas
Yang pernah mengalami era sebelum ada listrik pasti tau bener lampu tempel/lampu teplok.
Zaman itu bahan bakar untuk lampu umumnya pakai minyak tanah.
Tetapi karena saat ini minyak tanah sudah langka,kita dapat memanfaatkan minyak goreng bekas sebagai bahan bakarnya.
Caranya sama seperti membuat lampu tempel,tetapi wadahnya bisa dikreasikan dari apa saja.
Misalnya bekas minuman soda,botol plastik air minum,atau botol kaca.
Untuk sumbunya kita bisa manfaatkan kertas tisu yang digulung memanjang.
Lampu tempel ini tentu tidak selalu diperuntukkan sebagai alat penerangan (kecuali saat listrik padam),namun ada saat-saat tertentu kita membutuhkan nyala api yang biasanya kita peroleh dari lilin.
Keuntungan lampu tempel menggunakan minyak goreng,apabila jatuh dan minyak goreng tumpah,api tidak menyambar minyak goreng (kecuali jatuh pada bahan mudah terbakar).
Berbeda dengan lampu berbahan minyak tanah,yang memang mudah terbakar.
Bisa dicoba :)
ReplyDelete